Minggu, 24 Januari 2010

TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). (Arief. S. sadiman, dkk, 2003 : 1) 
Menurut Skinner (1973) yang dikutip oleh M. Sobry Sutikno, belajar diartikan sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Kemudian C.T. Morgan merumuskan belajar sebagi suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Dan M. Sobry Sutikno mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoeh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (M. sobry Sutikno, 2008 : 4)
Apabila proses belajar itu diselenggrakan secara formal di sekolah-sekolah tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan pada diri siswa secara terencana baik dalam asfek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain terdiri dari guru, siswa, materi pelajaran media dan berbagai sumber lainnya.( Azhar asyad, 1997 :1). 
Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan pendidikan karena keeratan hubungannya antara keduanya. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan.
Tyson dan carol (1970) dalam buku Psikologi karangan muhibin syah mengatakan bahwa setelah mempelajari secara seksama sejumlah teori pengajaran, menyimpulkan bahwa mengajar adalah a way working with students, a process of interaction, the teacher does something to student, the students do some thing in return. Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sehubungan dengan definisi itu, Tyson dan Carrol menetapkan sebuah syarat, yakni apabila interaksi antar personal (guru dan siswa) di dalam kelas terjadi dengan baik, maka kegiatan belajar akan terjadi. Sebaliknya jika interaksi guru siswa buruk, maka kegiatan belajar siswa pun tidak akan terjadi atau mungkin terjadi tetapi tidak sesuai dengan harapan. (Muhibin Syah, 2007 : 182). 
Di dalam penyampaian pesan ajaran, tidak semua siswa dapat menafsirkanya secara benar dikarenakan beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Kita kenal adanya hambatan psikologis, seperti misalnya minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan dan hambatan fisik seperti misalnya kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik, serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tak menyukai semua itu.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya ingat, cacat tubuh dan lain lain dapat membantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan. (Arief. S. sadiman, dkk, 2003 : 13).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehinggap dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Arief. S. sadiman, dkk, 2003 : 6).  
Microsoft Power Point adalah suatu software yang akan membantu sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft power point akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika dipresentasikan, karena Microsoft power point akan membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, presentasi elektronika, menampilkan slide yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu siswa dengan media projektor (LCD/Viewer) atau infocus.
Pemakaian media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa pada bidang studi PAI karena Hamalik (1986) yang dikutip Azhar Arsyad Mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. (Azhar asyad, 1997 :15). Dan Pemanfaatan power point atau perangkat lunak lainnya dalam presentasi menyebabkan kegiatan presentasi lebih mudah, dinamis, dan sangat menarik. ( Yudhi Munadi : 2008 : 150).
Berdasarkan studi pendahuluan di SMPN 8 Kota Bandung terhadap siswa kelas VIII diperoleh fenomena yang menarik, yakni lembaga formal tersebut berlokasi di Jalan raya Ujung berung Kota Bandung. Sekolah tersebut termasuk sekolah yang memiliki fasilitas dan media pembelajaran yang cukup lengkap dan telah mempergunakan infocus dan microsoft power point sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran PAI. Namun pada kenyataannya menunjukan bahwa kelas VIII yang belajar menggunakan media tersebut masih banyak yang belum termotivasi untuk mengikuti pembelajarn pendidikan agama Islam dengan serius, padahal mata pelajaran ini cukup diprioritaskan. Salah satu contohnya, masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada juga siswa yang bercanda ketika belajar dan kurang berkonsentrasi dalam belajar.
Fenomena di atas berkaitan dengan motivasi siswa belajar pada bidang studi pendidikan agama Islam (PAI). Apabila memperhatikan kenyataan di atas, dikiranya layak untuk dipertanyakan adalah hubungan antara tanggapan siswa kelas VIII SMPN 8 Kota Bandung terhadap penggunaan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran dengan motivasi belajar mereka dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI)?
Bertitik tolak dari kecenderungan untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis mencoba mengangkat permasalah ini dalam bentuk penulisan skripsi dengan memilih judul : “TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI” (Penelitian terhadap siswa kelas VIII SMPN 8 Bandung). 

B. Perumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan di atas, timbul berbagai masalah yang dirasakan perlu untuk dicari pemecahannya. Selanjutnya agar perumusan masalah ini jelas dan terarah, di buat rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan siswa kelas VIII SMPN 8 Bandung terhadap penggunaan Microsoft power Point sebagai media pembelajaran?
2. Bagaimana motivasi belajar mereka dalam bidang studi Pendidikan agama Islam (PAI)?
3. Bagaimana hubungan antara tanggapan siswa kelas VIII SMPN 8 Bandung terhadap penggunaan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran dengan motivasi belajar mereka dalam bidang studi PAI?
 
C. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian diupayakan untuk mendeskripsikan kenyataan-kenyataan empiris mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang :
1. Tanggapan siswa kelas VIII SMPN 8 Kota Bandung terhadap penggunaan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran
2. Motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 8 Kota Bandung dalam bidang studi PAI.
3. Hubungan penggunaan Microsoft Power Point sebagai media pembelajaran dengan motivasi belajar mereka pada bidang studi PAI.

D. Kerangka Pemikiran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar akan terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebgai perilaku belajar yang tampak dari luar. (Dimyati & Mudjiono, 2002 : 7).
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan di komunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, dsb. Salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. (Arief. S. sadiman, dkk, 2003 : 10).
Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar berfungsi sebagai penyalur dan penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh guru kepada para siswanya.
Media dalam konteks pembelajaran diartikan sebagai bahasa, maka maka multimedia dalam konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman dan lain sebagainya. Atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.
Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia, karena komputer menurut arsyad mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik), yang dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti.
Beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah multimedia presentasi. Microsoft power point sebagai multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil mapun besar. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projektor (LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar yang cukup besar.
Dalam pemanfaatannya, media pembelajaran harus memeperhatikan beberapa kriteria untuk menciptakan proses belajar yang efektif terlebih pada bidang studi PAI. Seperti dalam buku Yudhi Munadi (2008), dia mengatakan bahwa tidak mudah menentukan ukuran atau kriteria kesesuaian media tersebut, karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. 
Untuk memudahkan dalam memilih media, tentunya harus diingat bahwa media pembelajaran adalah bagian dari system instruksional. Artinya, keberadaan media tersebut tidak terlepas dari konteksnya sebagai komponen dari sistem intruksional secara keseluruhan. Berdasarkan komponen-komponen dari system intruksional inilah kriteria pemilihan media dibuat. kriteria-kriteria yang menjadi fokus disini antara lain :
1. Karakteristik siswa
2. Tujuan pembelajaran
3. Bahan ajar
4. Karakteristik medianya itu sendiri, dan 
5. Sifat pemanfaatan media. 
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu secara besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ektern (dari luar) diri si subjek belajar. ( sardiman 2009 : 39 ).
Koeswara yang dikutip dalam buku Dimyati mengatakan bahwa siswa belajar karena di dorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. (Dimyati & Mudjiono, 2002 : 80). 
Abin Syamsuddin M. (2004:37) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy) atau satu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Motivasi tidak akan muncul dengan sendirinya, akan tetapi dapat muncul karena ada rangsangan dari luar. Rangsangan itu ada berupa benda, orang dan tingkah laku. Disamping rangsangan yang telah disebutkan, motivasi juga dipengaruhi oleh dua faktor, yatiu intrinsik dan ekstrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motivasi intrinsik adalah dorongan yang menjadi aktif atu berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.
Sardiman mengatakan (2009 : 45) bahwa ada faktor psikologis yang menjadi dorongan untuk belajar pada diri seseorang, diantaranya adalah tanggapan. Tanggapan adalah gambaran / bekas yang tinggal dalam ingatan setelah seseorang melakukan pengamatan. 
Kemudian abu ahmadi (1998 : 64) mengemukakan bahwa : “Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek telah diamati, tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.” Dan tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa.
Dari uraian di atas, penulis berasumsi bahwa tanggapan seseorang terhadap suatu objek ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Hal ini tergantung pada individu yang menanggapi dan objek yang ditanggapinya itu. Bahkan situasi dan kondisi pun dapat mempengaruhi terhadap tanggapan seseorang pada satu objek.
Kalau begitu dapat dipahami apabila motivasi siswa salah satunya ditentukan oleh tanggapannya terhadap penggunan microsoft power point sebagai media pembelajaran. Dengan kata lain motivasi itu tumbuh berdasarkan tanggapan yang ada pada diri siswa, baik itu tanggapan yang bersifat positif taupun tanggapan yang bersifat negatif. Sebab tanggapan yang disadari oleh seseorang itu langsung berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan, yang dalam hal ini berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Menurut Abin Syamsuddin M. (2004:40), motivasi dapat diidentifikasi melalui beberapa indikatornya, antara lain:
1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan);
2. Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu);
3. Persistentinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan;
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan;
5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untukmencapai tujuan;
6. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;
7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak);
8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (loke or dislike; positif atau negatif).

 
Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini:

















 
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006 :71). Dalam penelitian ini telah di tetapkan bahwa variabel yang akan diteliti meliputi variabel tanggapan siswa terhadap penggunaan microsoft power point sebagai media pembelajaran dan variabel tentang motivasi belajar mereka dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Sebagaimana telah disebutkan dalam kerangka pemikiran, secara teoritis motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh adanya taanggapan terhadap suatu objek.
Berdasarkan teori tersebut, maka dirumuskan bahwa hipotesis penelitian ini yaitu, semakin positif tanggapan siswa tentang penggunaan microsoft power point sebagai media pembelajaran, maka semakin tinggi motivasi belajar mereka dalam bidang studi PAI. Akan tetapi sebaliknya semakin negaif tanggapan siswa tentang penggunaan microsoft power point sebagai media pembelajaran, maka semakin rendah motivasi belajar siswa dalam bidang studi PAI.

F. Langkah – langkah penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 
1. Menentukan Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan untuk memecahkan permasalahan penelitian adalah data kuantitatif sebagai data pokok dan data kualitatif sebagai data tambahan. Data kuantitatif adalah data yang lebih khusus diarahkan pada pendalaman tentang keadaan dua variabel. Dilihat dari tehnik pengumpulannya data kuantitatif ini diangkat dengan mengajukan sejumlah pertanyaan dalam bentuk angket kepada sejumlah responden yang telah ditetapkan sampai selesai penelitian. Sedangkan data kualitatif akan bersumber pada hasil pengumpulan dengan observasi dan wawancara. Data ini akan diarahkan pada pendalaman segi-segi praktis yang berlangsung di SMPN 8 Kota Bandung, seperti kondisi objektif sekolah dan sebagainya.
2. Menentukan Sumber Data
a. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dipusatkan di SMPN 8 Kota Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dikarenakan permasalahan yang muncul adanya di lokasi tersebut dan di samping itu penulis berkeyakinan di lokasi itu terdapat sumber data yang dianggap memadai.
b. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi adalah wilayah generalisasi yang yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009:117). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 8 Kota Bandung tahun pelajaran 2009/2010. yang berjumlah 328 siswa dari mulai kelas VIII A sampai VIII H, dan masing-masing Kelas berisi 41 orang siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL I
JUMLAH SISWA KELAS VIII SMPN 8 KOTA BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No. Kelas Jumlah
 Jumlah 15% Jumlah Sampel

  Putra

Putra
 Putri


  Putra
 Putri

1
 VIII A 16 25 41 6 2 4
2
 VIII B 16 25 41 6 2 4
3
 VIII C 16 25 41 7 3 4
4
 VIII D 16 25 41 6 2 4
5
 VIII E 16 25 41 6 2 4
6
 VIII F 17 24 41 7 3 4
7
 VIII G 16 25 41 6 2 4
8
 VIII H 16 25 41 6 2 4
 Jumlah
 129 199 328 50 18 32

Dari tabel di atas terlihat bahwa populasi berjumlah 328 siswa. Untuk memudahkan penelitian ini, mengambil sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkiN mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan utnuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). (Sugiyono, 2009:118). Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari keseluruhan populasi. Dengan demikian cara penghitungannya adalah (15 x 328): 100 = 49,2. Jadi berdasarkan penghitungan tersebut maka Jumlah sampelnya dibulatkan menjadi 50 orang. Hal ini didasarkan pada suatu pedoman, bahwa untuk standar maka apabila subjeknya terdiri dari beberapa ratus dari populasi, maka dapat ditentukan 10 -15% alau 20 -25% atau lebih dari jumlah subjektersebul(Suharsimi Arikunto, 1998: 125).
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling, sehingga seluruh siswa mempunyai kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Sehingga menurut Suharsimi Arikunto (2006: 134) bahwa dalam sampel random, peneliti memiliki hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu setiap subjek yang sama, maka penelitian ini terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
c. Menentukan Sumber Data Pendukung
Karena penelitian ini menyangkut keberadaan suatu lembaga pendidikan formal maka penelitian ini akan juga melibatkan Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Bandung dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sekolah tersebut sebagai sumber data pendukung.

3. Menentukan Metode dan Tehnik Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:6), Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Secara umum, penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata (2002 ; 19) metode deskriftif adalah metode yang bermaksud membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini metode deskriftif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriftif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna implikasi. 
Metode ini digunakan karena dalam penelitian ini masalahnya merupakan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan akan menggambarkan bagaimana kondisi tanggapan siswa terhadap penggunaan Microsoft Power Point, serta Realita motivasi siswa pada bidang studi PAI.
Tehnik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :
a. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 1998 : 140). Bentuk angket yang digunakan adalah angket tetutup, karena jawaban sudah disediakan jadi responden tinggal memilih jawaban yang sudah ada.
Alasan penulis menggunakan teknik ini di samping menghemat waktu dan menarik jawaban dari seluruh sampel pada saat bersamaan, Angket digunakan untuk mengetahui data tentang hubungan penggunaan Microsoft power point sebagai media pembelajaran dengan motivasi belajar mereka di SMPN 8 Kota Bandung.
b. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:128) Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera, tehnik ini dimaksudkan untuk mendekati dan menentukan data mengenai kenyataan praktis yang ada pada lokasi penelitian. Karena itu tehnik ini dilakukan untuk melihat gambaran umum lokasi penelitian. Penulis memilih tehnik ini untuk mencari jawaban yang belum terjelaskan oleh angket dengan cara memperhatikan, mengamati proses belajar PAI yang menggunakan media Microsoft Power Point.
c. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas, dilengkapi dengan instrumennya (Anas Sudijono, 1999 ; 27). Melalui wawancara diharapkan dapat memperoleh data mengenai pembelajaran yang menggunakan Microsoft Power point serta mengetahui data motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
4. Menentukan Tehnik Analisis Data
Analisis yang dilakukan dengan dua cara sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan, data kuantitatif diolah dengan data statistik, sedangkan teknik logika akan digunakan bagi data kualitatif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis statistik sebagai berikut :
a. Analisis Deskriptif 
1) Mencari rata-rata variabel dengan langkah-langkah :
a) Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan pengelompokkan sesuai dengan yang diperoleh.
b) Menghitung jumlah responden yang memilih alternatif jawaban dari setiap item.
c) Menghitung jumlah skor indikator dan membaginya dengan jumlah seluruh item serta seluruh responden secara sistematis.
Untuk variabel x menggunakan kategori klasifikasi berdasarkan pada interprestasi (Muhibbin Syah, 2007 : 153)
80 – 100 dikategorikan Sangat Baik
70 – 79 dikategorikan Baik
60 – 69 dikategorikan Cukup
50 – 59 dikategorikan Kurang 
0 – 49 dikategorikan Gagal
 
Untuk variabel y rumusnya adalah :
 
Keterangan : 
  = Skor rata-rata tiap indikator 
  = Jumlah skor setiap indikator
  = Jumlah subjek atau jumlah responden
Untuk variabel y akan didasarkan pada skala penilaian : 
4,3 – 5,0 kategori Sangat baik 
3,5 – 4,2 kategori Baik
2,7 – 3,4 kategori Sedang 
1,9 – 2,6 kategori Buruk
1,0 – 1,8 kategori Sangat Baik
2) Uji Normalitas Data 
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data, tahapan yang dilakukan sebagai berikut : 
 
a) Menentukan Rentang (R) dengan rumus : 
R = (xmaks – xmin) + 1
b) Menentukan kelas interval dengan rumus : 
k = 1 + 3,3 log n
c) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus : 
 
Keterangan : 
P = Panjang kelas interval
R = Rentang 
k = Kelas interval (Sugiyono, 2009 : 36)
d) Membuat Tabel Distrikusi Frekuensi masing-masing variabel 
e) Menguji Tendensi sentral dengan langkah-langkah : 
- Menentukan mean dengan rumus : 
  (Sugiyono, 2009 : 54)
- Menentukan median dengan rumus 
  (Sugiyono, 2009 : 53)
- Menentukan modus dengan rumus :
  (Sugiyono, 2009 : 52)
- Menentukan standar deviasi (SD) dengan rumus :
  (Sugiyono, 2009 : 58)
- Menentukan z skor dengan rumus :
  (Subana, 2000 : 97)
- Membuat tabel distribusi dan ekspektasi (Variabel x dan y)
- Menentukan Chi kuadrat dengan rumus : 
  (Subana, 2000 : 124)
- Menentukan derajat kebebasan dengan rumus :
dk = k – 3 (Subana, 2000 : 126)
 
- Menguji Normalitas dengan ketentuan : 
Jika x2 hitung < dari x2 tabel = data normal
Jika x2 hitung > dari x2 tabel = data tidak normal
b. Analisis Korelasi 
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel x dan y dengan langkah sebagai berikut : 
1) Menentukan persamaan regresi linier dengan rumus : 
Y = a + bx 
 
  (Sugiyono, 2009:62)
2) Uji linearitas regresi dengan langkah-langkah : 
a) Menentukan jumlah kuadrat Regresi a, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:162) 
 
b) Menentukan jumlah kuadrat Regresi b, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:162)
c) Menentukan jumlah kuadrat Reidu, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:163)
d) Menentukan derajat kebebasan kekeliruan, dengan rumus :
dbkk = n – k (Subana, 2000:163)
e) Menentukan jumlah kuadrat kekeliruan, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:163)
f) Menentukan derajat kebebasan ketidakcocokan, dengan rumus : 
dbtc = k-2 (Subana, 2000:163)
g) Menentukan jumlah kuadrat ketidakcocokan, dengan rumus : 
Jktc = Jkres – Jkkk (Subana, 2000:163)
h) Menentukan rata-rata kuadrat kekeliruan, dengan rumus
  (Subana, 2000:163)
i) Menentukan rata-rata kuadrat ketidakcocokan, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:163)
j) Menentukan harga F ketidakcocokan, dengan rumus : 
  (Subana, 2000:164)
k) Menghitung nilai f dari daftar dengan taraf signifikasi 5 %
Kriteria pengujian : 
- Jika Ftc < Ftabel maka regresi linier
- Jika Ftc > Ftabel maka regresi tidak linier (Subana, 2000:164)
3) Menghitung koefisien korelasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Jika kedua variabel berdistribusi normal dan beregresi linier, maka digunakan rumus product moment
 
(Suharsimi Arikunto, 2006:275)
Jika salah satu variabel atau kedua variabel tidak normal atau regresinya tidak linier, maka rumus yang digunakan adalah :
  (Suharsimi Arikunto, 2006:278)
b) Menentukan penafsiran korelasi dengan kategori : 
0,800 – 1,00 berarti Tinggi 
0,600 – 0,800 berarti Cukup 
0,400 – 0,600 berarti Agak Rendah
0,200 – 0,400 berarti Rendah 
0,000 – 0,200 berarti Sangat Rendah 
(Suharsimi Arikunto, 2006:276)
4) Uji signifikasi dapat dilakukan apabila kedua variabel berdistribusi normal, rumus yang digunakan adalah :
a) Menentukan Nilai “t” hitung dengan rumus : 
 
Dengan db = N – 2 (Suharsimi Arikunto, 2006:294)
b) Mencari t tabel derajat kebebasan dan taraf signifikasi 5 % dari daftar distribusi t
- Hipotesis diterima bila thitung > ttabel 
- Hipotesis ditolak bila thitung < ttabel
5) Menentukan besarnya pengaruh variabel x terhadap variabel y dengan koefisien determinasi : 
KD = r2 x 100 % (Subana, 2000:137)
 
DAFTAR PUSTAKA


Abin Syamsuddin Makmun
2004 Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Remaja Rosdakarya, Bandung 
Abu Ahmadi
 1998 Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta
Anas Sudijono
1999 Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Arief S Sadiman
 2003 Media Penddikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Azhar Arsyad
 1997 Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Dimyati & Mudjiono
2002 Belajar dan Pembelajaran, Rineka cipta, Jakarta
M. Sobry Sutikno
 2008 Belajar dan Pembelajaran, Upaya kreatif dalam mewujudkan pembelajaran, Prospect, Bandung
Muhibbin Syah
2007 Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung
 
Sardiman
2009 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta
Subana dkk.
2000 Statistik Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung.
Sugiyono
2009 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Suharsmi Arikunto
1998 Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta 
Suharsimi Arikunto
2006 Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta
Sumadi Suryabrata
2002 Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Jakarta 
Yudhi Munadi
 2008 Media Pembelajaran Gaung Persada Press, Jakarta

 
TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI
(Penelitian terhadap siswa kelas VIII SMPN 8 Bandung)


PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti seminar judul skrisi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung



Disusun Oleh :
Indera Iskandar
206 200 221



BANDUNG
2010
 
OUTLINE

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penelitian 
D. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis
F. Langkah – langkah Penelitian
BAB II ANALISIS TEORITIK TENTANG TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI
A. Tanggapan
1. Pengertian tanggapan dan faktor yang Mempengaruhinya
2. Fungsi tanggapan
3. Macam-macam tanggapan
4. Indikator Tanggapan
 
B. Microsoft Power Point Sebagai media Pembelajaran
1. Micosoft Power point Sebagai media Pembelajaran
2. Pengertian Media pembelajaran
3. Fungsi Media pembelajaran
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar dan faktor yang Mempengaruhinya
2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
3. Macam-macam Motivasi Belajar
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
5. Indikator Motivasi Belajar
6. PAI Sebagai Mata Pelajaran di SMP
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
D. Hubungan Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
 
BAB III ANALISIS EMPIRIK TENTANG TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MICROSOFT POWER POINT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PAI
A. Kondisi objektif Lokasi Penelitian
B. Realitas Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran
C. Realitas Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI
D. Realitas Hubungan Antara Tanggapan Siswa Kelas VIII Terhadap Penggunaan Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran Dengan Motivasi Belajar mereka
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

2 komentar: